Laman

Selasa, 12 April 2011

Geliat Subuh

Geliat Subuh
By MyFren

Malam tanpa kata
Pada suasana laksa
Galau dan resah
Bersinambung lelah nan gerah

Terkadang malam berdusta
Tanda isyarat tak kuterima
Jika mungkin jera tertinta
Maka ijinkan aku pinang hitam tak bergema

Keranda bayang-bayang, gontai tak berdaya
Sedangkan bintang tertawa, di balik awan-awan hitam,
Mencibirlah rona mantra
Sebab pagi temaram dan teruslah kelam
Pengaduan hanyalah bingkisan waktu kegelapan
Terapung pada kaca keengganan

Aku tak tahu lagi
Karna malam menuju pagi masih bisu
Menemaniku
Menerawang

Sabtu, 09 April 2011

Dirimu

by MyFren on Saturday, April 9, 2011 at 4:47pm

Senja telah berganti nama
Tak lagi jingga di ujung sana
Tapi kerlip matamu, tetap menderu

Kudengar sebait tawa diantara kabut subuh tadi
Dan ada sekilas harap
Pada kilatan matamu
Aku suka

=====================================================

Apakah kau paham isyaratku
Mata dan hatiku menyapa cahayamu
Mengagumi setiap biasmu
Mengaburkan pelangi di pelupuk mata

Aku ingin kau dan aku belajar memilih jalan
Pada fikiran dan perasaan yang satu
Sebuah jalan yang indah
Jalan kebahagiaan kita
Karna aku cinta kau untuk setangkai mawar yang indah
Bukan sebuah duri dan kamboja

Dan Tahukah Kau
Kaulah Cinta Terakhir Itu

Selasa, 05 April 2011

Takkan Pernah

"Takkan Pernah "
by MyFren on Tuesday, April 5, 2011 at 4:58am

Tak kan pernah ada tertanam subur bagi tanah tanpa sapa,
Tak kan pernah ada timbal-balik hujan mengguyur bibit basa-basi,
Tak kan pernah ada kata suka dalam pupuk keselarasan gerah,
Tak kan pernah ada mekar selama hari buram menggumpal beda,..

Wahai kata-kata pencari nama,
Wahai kalimat dusta pencari tahta,
Wahai manusia bara pencari harga.
Apakah surga bagi mereka yang tahu salah,
atau neraka bagi mereka yang tak tahu apa-apa?

Sungguh penjahat biru.
dulu hanya malu,
dulu hanya lugu,
dulu hanya dungu,
dulu hanya layu,
dulu hanya jatuh,
dulu hanya bisu tanpa tahu satu.

Kemudian jemari berbisik kontra mengecam lalu dan membunuh waktu,
lenyaplah malu atau
kemaluan mu telah batu.
lalu dendam membingkis sembilu,,
Terik kelam dan mulai tersentuh bibir gemuruh dan hilanglah lalu menjadi satu.

Tak kan pernah ada surga bagi malaikat penghisap darah,
Tak kan pernah ada rasa bagi banci kata.